Sabtu, 31 Desember 2011

apa itu sosiologi?





difinisi sosiologi dari beberapa ahli

Selo Sumardjan dan Soelaeman Soemardi
Sosiologi adalah ilmu kemasyarakatan yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial termasuk perubahan sosial.

Soerjono Sukamto
Sosiologi
adalah ilmu yang memusatkan perhatian pada segi-segi kemasyarakatan yang bersifat umum dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum kehidupan masyarakat.

Pitirim Sorokin
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala sosial (misalnya gejala ekonomi, gejala keluarga, dan gejala moral), sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non-sosial, dan yang terakhir, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari ciri-ciri umum semua jenis gejala-gejala sosial
lain.

Roucek dan Warren
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok-kelompok.

J.A.A Von Dorn dan C.J. Lammers
Sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang struktur-struktur dan proses-proses kemasyarakatan yang bersifat stabil.

Max Weber
Sosiologi adalah ilmu yang berupaya memahami tindakan-tindakan sosial.

William F. Ogburn dan Mayer F. Nimkopf
Sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya, yaitu organisasi sosial.

Paul B. Horton
Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan penelaahan pada kehidupan kelompok dan produk kehidupan kelompok tersebut.

Allan Jhonson
Sosiologi adalah ilmu
yang mempelajari kehidupan dan perilaku, terutama dalam kaitannya dengan suatu sistem sosial dan bagaimana sistem tersebut mempengaruhi orang dan bagaimana pula orang yang terlibat didalamnya mempengaruhi sistem tersebut.

William Kornblum
Sosiologi adalah
suatu upaya ilmiah untuk mempelajari masyarakat dan perilaku sosial anggotanya dan menjadikan masyarakat yang bersangkutan dalam berbagai kelompok dan kondisi.

dapat disimpulkan bahwa :
Sosiologi
 adalah
ilmu yang membicarakan apa yang sedang terjadi saat ini, khususnya pola-pola hubungan dalam masyarakat serta berusaha mencari pengertian-pengertian umum, rasional, empiris serta bersifat umum

Kamis, 22 Desember 2011

makalah Regresi Linear Ganda





MAKALAH PERSENTASI 
UJI PERSYARATAN REGRESI LINEAR GANDA
(Linearitas, Multikolinearitas, Heteroskedastisitas, Autukorelasi)






Oleh
ERINE NURMAULIDYA
NPM: 1123031014








Dosen : Dr. R. Gunawan S, S.E, M.M
MK : STATISTIK APLIKASI PENELITIAN; MPS- 512
Megister Pendidikan IPS








Logo Unila.jpg


FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
 UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPNG
2011


KATA PENGANTAR


Segala puji dan syukur kepada Allah SWT, hanya kepadanya kita memohon ampunan dan perlindungan dan tak lupa syukur atas segala nikmat yang di berikan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Makalah Persentasi Statistik Aplikasi Penelitian makalah yang berjudul Uji Persyaratan Regrasi Linear Ganda (Linearitas, Multikolinearitas, Heteroskedastisitas, Autukorelasi) ini.

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Statistik Aplikasi Penelitian Program Pascasarjana ( S2 ) MPS-512 semester 1 angkatan 2011. Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan tentang ilmu statistik bagi penulis juga pembaca. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan maka dari itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca sehingga  bisa diperbaiki dikemudian hari.




Bandar Lampung, 18 September 2011
Erine Nurmaulidya









  


BAB1
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang Permasalahan
Seperti yang diketahui banyak kejadian atau peristiwa di alam maupun masyarakat yang menunjukkan bahwa tidak hanya dipengaruhi satu variabel saja tetapi oleh beberapa variable lain (multivariat) yang mempengaruhi secara bersamaan. Salah satu cara untuk melakukan analisis data multivariat dapat digunakan analisis regresi ganda (multiple regression analysis). Metode ini dapat diperluas penggunaannya dalam berbagai bidang penelitian, baik yang eksperimen manpun yang bukan bersifat eksperimen dalam ilmu social dan lain sebagainya. Dalam uji analisis regresi ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar estimasi yang diperoleh adalah benar dan efektif. Salah satu asumsi yang penting dan harus terpenuhi. Dari Latar belakang di atas tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui uji persyaratan regresi linear ganda (Linearitas, Multikolinearitas, Heterosdastisitas, Autokorelasi) agar estimasi yang di peroleh adalah benar dan efektif.



B.  Rumusan Masalah
      Apakah  Regresi Linear ganda itu?





C. Tujuan Penulisan
Mengetahui Uji Persyaratan Regresi Linier ganda  meliputi:
         1.Uji Linearitas
         2.Uji Multikolinearitas
         3.Uji Heteroskedastisitas
         4. Uji Autokorelasi
















          



BAB II
PEMBAHASAN



A.    Pengertian Regresi Linear ganda


Untuk mengukur besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel tergantung dan memprediksi variabel tergantung dengan menggunakan variabel bebas. Gujarati (2006) mendefinisikan analisis regresi sebagai kajian terhadap hubungan satu variabel yang disebut sebagai variabel yang diterangkan (the explained variabel) dengan satu atau dua variabel yang menerangkan (the explanatory). Variabel pertama disebut juga sebagai variabel tergantung dan variabel kedua disebut juga sebagai variabel bebas. Jika variabel bebas lebih dari satu, maka analisis regresi disebut regresi linear berganda. Disebut berganda karena pengaruh beberapa variabel bebas akan dikenakan kepada variabel tergantung.

Regresi linear adalah alat statistik yang dipergunakan untuk mengetahui pengaruh antara satu atau beberapa variabel terhadap satu buah variabel. Variabel yang mempengaruhi sering disebut variabel bebas, variabel independen atau variabel penjelas. Variabel yang dipengaruhi sering disebut dengan variabel terikat atau variabel dependen. Regresi linear hanya dapat digunakan pada skala interval dan ratio

Secara umum regresi linear terdiri dari dua, yaitu regresi linear sederhana yaitu dengan satu buah variabel bebas dan satu buah variabel terikat; dan regresi linear berganda dengan beberapa variabel bebas dan satu buah variabel terikat. Analisis regresi linear merupakan metode statistik yang paling jamak dipergunakan dalam penelitian-penelitian sosial. Program komputer yang paling banyak digunakan adalah SPSS (Statistical Package For Service Solutions).

Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linear berganda sebenarnya sama dengan analisis regresi linear sederhana, hanya variabel bebasnya lebih dari satu buah. Persamaan umumnya adalah:
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + .... + bn Xn.
Dengan Y adalah variabel bebas, dan X adalah variabel-variabel bebas, a adalah konstanta (intersept) dan b adalah koefisien regresi pada masing-masing variabel bebas.

Interpretasi terhadap persamaan juga relatif sama, sebagai ilustrasi, pengaruh antara motivasi (X1), kompensasi (X2) dan kepemimpinan (X3) terhadap kepuasan kerja (Y) menghasilkan persamaan sebagai berikut:

Y = 0,235 + 0,21 X1 + 0,32 X2 + 0,12 X3

1.Jika variabel motivasi meningkat dengan asumsi variabel kompensasi dan kepemimpinan tetap, maka kepuasan kerja juga akan meningkat
2.Jika variabel kompensasi meningkat, dengan asumsi variabel motivasi dan kepemimpinan tetap, maka kepuasan kerja juga akan meningkat.
3.Jika variabel kepemimpinan meningkat, dengan asumsi variabel motivasi dan kompensasi tetap, maka kepuasan kerja juga akan meningkat.

Interpretasi terhadap konstanta (0,235) juga harus dilakukan secara hati-hati. Jika pengukuran variabel dengan menggunakan skala Likert antara 1 sampai dengan 5 maka tidak boleh diinterpretasikan bahwa jika variabel motivasi, kompensasi dan kepemimpinan bernilai nol, sebagai ketiga variabel tersebut tidak mungkin bernilai nol karena Skala Likert terendah yang digunakan adalah 1.

Analisis regresi linear berganda memerlukan pengujian secara serempak dengan menggunakan F hitung. Signifikansi ditentukan dengan membandingkan F hitung dengan F tabel atau melihat signifikansi pada output SPSS. Dalam beberapa kasus dapat terjadi bahwa secara simultan (serempak) beberapa variabel mempunyai pengaruh yang signifikan, tetapi secara parsial tidak. Sebagai ilustrasi: seorang penjahat takut terhadap polisi yang membawa pistol (diasumsikan polisis dan pistol secara serempak membuat takut penjahat). Akan tetapi secara parsial, pistol tidak membuat takut seorang penjahat. Contoh lain: air panas, kopi dan gula menimbulkan kenikmatan, tetapi secara parsial, kopi saja belum tentu menimbulkan kenikmatan

2.1  Analisis Regresi Linier Ganda
Analisis regresi linier ganda terdiri dari satu variabel dependen dan beberapa variabel independen. Analisis regresi linier ganda dinyatakan dengan hubungan persamaan regresi:
Flowchart: Process:








(Sudjana 2005: 349).
Keterangan :
X1, X2, ..., Xk        : Variabel independen
Y                           : Variabel dependen
                         : Konstanta
           : Koefisien regresi

Pada analisis regresi linier ganda ada lima uji pokok, yaitu:
1. Uji Kelinieran
Untuk menguji apakah variable Y merupakan fungsi linier dari gabungan variabel-variabel X.
·      Uji kelinieran ini menggunakan ANOVA
·      Hipotesis:H0: Persamaan regresi tidak linier
                     H1: Persamaan regresi linier
·      Dengan menggunakan SPSS, jika nilai sig lebih dari α (5%) maka H0 diterima

Hipotesis:
H0 : Persamaan regresi tidak linier
H1 : Persamaan regresi linier

Berdasarkan pengolahan data dengan SPSS, jika nilai sig pada output ANOVA lebih dari α (5%) maka H0 diterima (Trihendradi 2006: 157). Uji Linieritas
Uji linieritas dilakukan dilakukan dengan mencari persamaan garis regresi variabel bebas x
terhadap variabel terikat y. Berdasarkan garis regresi yang telah dibuat, selanjutnya diuji
keberartian koefisien garis regresi serta linieritasnya. Uji linieritas antara variabel bebas X dengan variabel terikat Y.


2. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas. Jadi uji multikolinearitas terjadi hanya pada regresi ganda. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi tinggi diantara variabel bebas. Gejala multikolinearitas dapat dideteksi dengan melihat nilai Variance Inflasi Factor (VIF) dan tolerance pada output Coefficients. Multikolinearitas terjadi jika VIF berada di atas 10 dan nilai tolerance di atas 1 (Sukestiyarno 2008: 14).

3. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas artinya varians error tezns dalam model tidak sama (konstan) (Algifari,1997)S. sedangkan menurut Awat (1995) rnengatakan bahwa masalah Heteroskedastisitas sering timbul apabila data yang digunakan adalah data crossecsional. Draper dan Smith (1992) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan data crosssectional adalah bila datanya dapat dianggap sebagai informasi yang dikumpulkan pada satu "titik" waktu yang sama.

4. Pengujian Heteroskedastisitas
Ada beberapa cara untuk mengetahui apakah suatu model itu heteroskedastisitas atau
Cara-cara itu menurut Awat (1995) adalah sebagai berikut :
(a) Dengan menggunakan metode grafik (graphical method), yakni dengan cara menyusun scatter diagram antara: e²i detigan Yi atau antara e²i, dengal Xi Apabila scaler diagram itu semakin melebar atau menyempit, maka ada kemungkinan terjadi heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas terjadi apabila error atau residual dari model yang diamati tidak memiliki varian yang konstan dari satu observasi ke observasi lainnya. Pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat diagram residual terhadap variabel bebas pada output Scatterplot. Jika nilai error membentuk pola tertentu tidak bersifat acak terhadap nol maka dikatakan terjadi heteroskedasti (Sukestiyarno 2008: 14).

Model persamaan regresi linier ganda dapat dilihat pada output Coefficients. Sedangkan untuk mengetahui besarnya nilai kontribusi variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat dapat dilihat pada output Model Summary (Sukestiyarno 2008: 19).
•Heteroskedastisitas terjadi apabila error atau residual dari model yang diamati tidak memiliki varian yang konstan dari satu observasi ke observasi lainnya.
•Uji heterocedasticity dilakukan dengan melihat diagram residual terhadap variabel bebas pada output Scatterplot.
•Jika nilai error membentuk pola tertentu tidak bersifat acak terhadap nol maka dikatakan terjadi heteroskedastisitas

5. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antar error satu dengan error yang lainnya. Gejala autokorelasi dapat dideteksi dengan menggunakan uji Durbin Watson (DW) pada output Model Summary. Ketentuan jika -2 < DW < 2 berarti tidak terjadi autokorelasi (Sukestiyarno 2008: 14).

Jumat, 28 Oktober 2011

Ton-ton'an

Film Dokumenter yang Harus di Ton-ton''



Kanal: Gaya Hidup





Bagaimana seseorang menginterpretasikan film yang ditonton dalam kehidupannya, bagi beberapa orang menonton film hanya bagian dari rutinitas yang berguna mencari hiburan semata, bagi sebagian lainnya dari film kita dapat belajar berbagai hal.
Pendapat orang mengenai sebuah film dapat bermacam-macam, ada yang mengomentari sesuai dengan seleranya, ada yang mengomentari dari sisi teknis pembuatan filim, ada yang mengulas tentang ide-ide yang diangkat dalam film tersebut. Pendapat-pendapat semacam ini menunjukkan bagaimana sebuah film mempengaruhi seseorang. Bahkan beberapa penikmat film genre tertentu memiliki kesamaan dengan karakter dari film tersebut. Jika boleh ditilik penonton film "Arisan" tentunya akan berbeda dengan penikmat film "Tali Pocong Perawan".
Sebagian film yang dibuat adalah film-film fiksi, terdapat satu jenis film yang masih kurang dikenal oleh orang banyak, yaitu film dokumenter. Anggapan bahwa film dokumenter banyak yang membosankan, pengambilan gambar yang masih jauh dari standar hollywood. Film dokumenter sebagai salah satu jenis film memiliki ciri khas yang dapat memikat penonton ke suatu ide-ide orisinil yang diangkat dalam film tersebut.
Bagaimana pula dengan penikmat film dokumenter? Sebagian besar penikmat film dokumenter memiliki ketertarikan dengan ide-ide orisinil yang disampaikan oleh film dokumenter, cenderung ke suatu media urban yang memikat dengan cara pengambilan yang abstrak, tidak mainstream, bahkan beberapa statis. Akan tetapi sifat-sifat film dokumenter inilah yang membuat para penikmatnya terhipnotis dan semakin menikmati. Film dokumenter disampaikan apa adanya, bagi para penikmat film yang sudah muak dengan sesuatu yang terlalu mainstream dokumenter merupakan pelarian yang indah.
Ide-ide yang orisinal inilah yang membawa film dokumenter memiliki satu segmen yang khusus di dunia sinematography. Terkadang film dokumenter mengangkat ide-ide sosial yang bisa mulai dari adat perkawinan hingga perubahan iklim yang mengubah pandangan dunia. Melalui film dokumenter pesan-pesan yang ingin disampaikan oleh sang pembuat film menjadi lebih efektif dan lebih lekat di pikiran penonton.





Menanti Film Orangutan Sintang Ala National Geographic dan Microsoft

Kompasianer menilai Aktual


Ilustrasi/Admin (Kompas Rony Ariyanto Nugroho)
Mata dunia kembali melirik Indonesia. Kali ini giliran Kalimantan Barat, tepatnya Kabupaten Sintang, yang berhasil menarik minat dunia dengan pesona Orang utan (Pongo pygmaeus). Tak kepalang tanggung, Orang utan dari Sintang tersebut akan difilmkan oleh National Geographic yang didukung oleh Microsoft, setelah ajakan kesepakatan kerjasama oleh organisasi non profit dunia, Orang utan Outreach. Berita ini saya peroleh dari satu koran lokal di Kalimantan Barat, saat berteduh dari hujan di satu warung kopi di Kota Bengkayang (satu kabupaten di Kalbar), beberapa waktu lalu.
Jarak Kabupaten Sintang dari ibukota provinsi sekitar 395 kilometer. Lokasi pengambilan film dokumenter mengenai Orang utan tersebut dilakukan di sekitar rumah adat Dayak Sintang, Betang (Long house) Ensaid Panjang, yang berjarak sekitar 50 kilometer dari ibukota kabupaten. Kabarnya, lima orang anak dari beberapa negara di dunia, akan dipilih untuk menetap bersama masyarakat suku Dayak Sintang selama enam bulan, mulai Maret hingga September 2011. Lima anak tersebut akan melebur bersama anak-anak suku Dayak Sintang, belajar budaya setempat dan mengenali Orang utan di habitat alami yang ada di sana.
Betang Ensaid Panjang terletak di Desa yang bernama sama dengan rumah panjang tersebut, di Kecamatan Kelam Permai. Selain terdapat habitat alami Pongo pygmaeus, betang Ensaid Panjang juga terkenal dengan kerajinan kain tenun ikat Dayak yang sangat indah. Kain tenun ini dikerjakan secara manual dengan alat tenun yang masih tradisional. Bahan pewarna yang digunakan untuk kain ini ada yang alami, dari bahan pewarna tumbuh-tumbuhan di hutan sekitar Betang, dan pewarna kimia/buatan. Mengunjungi Betang Ensaid Panjang dapat dilakukan dengan mudah. Transportasi menggunakan kendaraan bermotor, dengan jalan darat yang beraspal.
Mata pencaharian utama penduduk di Ensaid Panjang adalah bertani dan menyadap karet. Menenun merupakan pekerjaan sampingan bagi perempuan Dayak setempat, yang biasanya dilakukan setelah menyelesaikan pekerjaan utama. Mereka juga membuat kerajinan tas, topi, tudung saji, tikar, berbahan rotan atau bambu.
Kealamian penduduk di Betang Ensaid Panjang, memang sangat menarik untuk diketahui. Kehidupan sosial dalam betang yang bisa menampung 100 orang, sangat rukun dan taat pada aturan adat istiadat yang berlaku. Termasuk, aturan untuk menjaga kealamian hutan di sekitar tempat tinggal mereka. Tak salah jika film dokumenter ala Microsoft dan National Geographic tersebut masuk dalam daftar film yang harus kita nantikan. Film ini rencananya akan diputar di bioskop dan masuk dalam 10 program National Geographic di televisi.



Kamis, 27 Oktober 2011

MODEL PEMBELAJARAN




MODEL PEMBELAJARAN



KONFLIK



Teori Konflik

B. Tingkatan konflik
Agar bisa merespon konflik secrara tepat, kita perlu memahami level (tingkatan) konflik. Ada konflik yang levelnya individual dan ada pula konflik yang levelnya kelembagaan. Keduanya akan dipaparkan secara lebih detail berikut ini.

B.1. Konflik Tingkat Individu
Dalam kategori ini, terdapat dua kategori konflik, yaitu: (1) konflik dalam diri individu yang bersangkutan, dan (2) konflik antar individu. Konflik dalam diri seseorang terjadi ketika dia mempunyai dua atau lebih kepentingan yang sifatnya bertentangan. Ketika kepentingan-kepentingan itu sama-sama menarik, atau sama-sama tidak menarik, namun dia harus menentukan pilihan, maka terjadilah konflik dalam diri individu yang bersangkutan. Konflik antar individu, terjadi ketika dua individu mempunyai kepentingan yang sama terhadap satu hal, dan mereka sama-sama tidak mau mengalah. Bisa juga, konflik terjadi ketika mereka mempunyai perbedaan pandangan atau pendapat, dan masing-masing menganggap pendapatnnyalah yang paling benar. Pertentangan-pertentangan semacam inilah yang menimbulkan konflik antar individu.

B.2. Konflik Tingkat Lembaga
Dua atau lebih lembaga, bisa terlibat dalam suatu konflik. Pada tingkat lembaga ini, ada dua tingkatan konflik: (1) konflik dalam lembaga dan (2) konflik antar lembaga.
Konflik dalam lembaga terjadi suasananya hampir sama dengan konflik antar individu sebagaimana disebutkan di atas, tetapi sifatnya lebih kompleks. Yang membedakan adalah banyaknya individu yang terlibat dalam konflik. Anggota-anggota dalam suatu lembaga saling bertentangan karena mempunyai kepentingan yang sama terhadap satu hal dan sama-sama tidak mau mengalah. Mereka mempunyai perbedaan pandangan atau pendapat dan masing-masing menganggap pendapatnyalah yang paling benar.
Dalam posisinya sebagai anggota suatu kelompok, orang akan cenderung memilah-milah diri meraka ke dalam dua kategori: ’kita’ (ingroup) dan ’mereka’ (outgroup). Ingroup adalah mereka yang menjadi anggota lembaga, dan outgroup adalah mereka yang berada diluar ingroup. Konflik antar lembaga muncul ketika ada perbedaan paham antara ingroup dan outgroup.
Kalau kita amati dinamika suatu lembaga, kita bisa menemukan adanya dalam tiga tipe konflik. Adapun tipe-tipe konflik ini adalah:
a) Konflik penugasan. Dalam kasus ini, konflik terjadi karena perbedaan pendapat dalam hal bagaimana cara menyelesaikan suatu tugas. Sebagai contoh, ada perbedaan pendapat dalam satu kelompok kerja bagaimana cara kampanye yang efektif, apakah melalui radio atau televisi.
b) Konflik emosional. Konflik emosional ini melibatkan hubungan interpersonal antar anggota yang bekerja dalam satu kelompok. Dalam hal ini, emosi negatif, perasaan tidak suka terhadap orang lain menjadi hal pendukung konflik.
c) Konflik administratif. Konflik ini terjadi manakala terjadi ketidaksetujuan tentang cara merumuskan keputusan kebijakan. Konflik ini meliputi ketidaksepakatan mengenai tugas dan wewenang yang dimiliki dari anggota kelompok.
Banyak hal yang dapat menjadi penyebab konflik antar lembaga: keterbatasan sumberdaya, perbedaan pandangan, atau tujuan yang tidak sejalan. Dalam konflik antar lembaga dapat berdampak pada persepsi dan tingkah laku masyarakat.
Dalam sebuah lembaga, baik lembaga pemerintah maupun non-pemerintah, setiap anggota memiliki kepentingannya sendiri. Mereka memiliki keinginan-keinginannya sendiri, dan mengandalkan resources atau sumber dayanya masing-masing. Sumberdaya tersebut dapat berupa kekuasaan, uang, informasi, dan lain-lain. Sayangnya sumberdaya ini jumlahnya terbatas dan harus ’diperebutkan’ oleh semua anggota. Pada akhirnya keterbatasan sumberdaya tersebut menimbulkan konflik diantara anggota dalam hal distribusi sumberdaya. Selain mengenai keterbatasan sumberdaya, konflik juga dapat muncul karena perbedaan persepsi, ide, kepercayaan, maupun tujuan.

C. Anatomi Konflik
Pada tingkatan apapun konflik yang terjadi, pada dasarnya konflik melibatkan unsur-unsur dasar yang khas. Kemunculannya dipicu oleh suatu kejadian penting. Sejalan dengan acara tersebut di atas, Karen Jehn mengurai anatomi dengan menanyakan, (1) apa yang memicu konflik, (2) siapa saja yang terlibat dalam konflik, (3) apa sih isu yang disengketakan, (4) bagaimana strategi yang dipakai masing-masing fihak fihak yang berkonflik untuk mencapai kemenangan,(5) konflik meluas/mereda, dan (6) apa konsekuensi dari konflik yang terjadi.
Dalam rangka menganalisis konflik, khususnya untuk keperluan menangani dan mengelolanya, beberapa pertanyaan berikut perlu diperhatikan:
a) Apa pemicu konflik?
Pemicu konflik merupakan kejadian yang menjadi “pembuka” suatu konflik dan menjadikan konflik bersifat terbuka.
b) Siapa pihak-pihak yang terlibat?
Pihak-pihak yang terlibat terdiri dari pihak yang terlibat secara langsung dalam konflik, pihak yang memberikan dukungan atau konstituen.
c) Pokok sengketa dan isu konflik?
Isu konflik merupakan hal yang menjadi akar masalah dari konflik tersebut, contoh: perebutan tanah, perebutan jabatan.
d) Apa saja strategi yang digunakan pihak-pihak yang berkonflik?
Strategi yang dimaksudkan disini adalah kegiatan, tak-tik apa saja yang dilakukan pihak yang berkonflik untuk menyerang pihak lainnya. Bisa dengan menggunakan demonstrasi, penyebaran kabar burung, dan lainnya.
e) Bagaimana konflik meluas sehingga melibatkan lebih banyak pihak, wilayah yang lebih luas, dan isu yang lebih banyak?
Dapat terjadi, suatu konflik yang pada awalnya hanya melibatkan dua pihak dan satu isu, bisa berkembang sehingga melibatkan lebih banyak aktor, dan juga bertambah banyak isu yang dipertentangkan.
f) Apa hasil dan akibat/dampak yang ditimbulkan konflik?
Hasil dan akibat yang ditimbulkan bisa bersifat fisik seperti pembakaran rumah, korban tewas, kerusakan lingkungan, maupun akibat yang bersifat non fisik seperti menguatnya stereotip, trauma, pengelompokan, dan lainnya.


Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
Tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.
Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi. perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan dibawasertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.
Konflik bertentangan dengan integrasi. Konflik dan Integrasi berjalan sebagai sebuah siklus di masyarakat. Konflik yang terkontrol akan menghasilkan integrasi. sebaliknya, integrasi yang tidak sempurna dapat menciptakan konflik.


  •  Faktor penyebab konflik
  • Perbedaan individu, yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan.
Setiap manusia adalah individu yang unik. Artinya, setiap orang memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda-beda satu dengan lainnya. Perbedaan pendirian dan perasaan akan sesuatu hal atau lingkungan yang nyata ini dapat menjadi faktor penyebab konflik sosial, sebab dalam menjalani hubungan sosial, seseorang tidak selalu sejalan dengan kelompoknya. Misalnya, ketika berlangsung pentas musik di lingkungan pemukiman, tentu perasaan setiap warganya akan berbeda-beda. Ada yang merasa terganggu karena berisik, tetapi ada pula yang merasa terhibur.
  • Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda.
Seseorang sedikit banyak akan terpengaruh dengan pola-pola pemikiran dan pendirian kelompoknya. Pemikiran dan pendirian yang berbeda itu pada akhirnya akan menghasilkan perbedaan individu yang dapat memicu konflik.
  • Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok.
Manusia memiliki perasaan, pendirian maupun latar belakang kebudayaan yang berbeda. Oleh sebab itu, dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang atau kelompok memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Kadang-kadang orang dapat melakukan hal yang sama, tetapi untuk tujuan yang berbeda-beda. Sebagai contoh, misalnya perbedaan kepentingan dalam hal pemanfaatan hutan. Para tokoh masyarakat menanggap hutan sebagai kekayaan budaya yang menjadi bagian dari kebudayaan mereka sehingga harus dijaga dan tidak boleh ditebang. Para petani menbang pohon-pohon karena dianggap sebagai penghalang bagi mereka untuk membuat kebun atau ladang. Bagi para pengusaha kayu, pohon-pohon ditebang dan kemudian kayunya diekspor guna mendapatkan uang dan membuka pekerjaan. Sedangkan bagi pecinta lingkungan, hutan adalah bagian dari lingkungan sehingga harus dilestarikan. Di sini jelas terlihat ada perbedaan kepentingan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya sehingga akan mendatangkan konflik sosial di masyarakat. Konflik akibat perbedaan kepentingan ini dapat pula menyangkut bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Begitu pula dapat terjadi antar kelompok atau antara kelompok dengan individu, misalnya konflik antara kelompok buruh dengan pengusaha yang terjadi karena perbedaan kepentingan di antara keduanya. Para buruh menginginkan upah yang memadai, sedangkan pengusaha menginginkan pendapatan yang besar untuk dinikmati sendiri dan memperbesar bidang serta volume usaha mereka.
  • Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat.
Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika perubahan itu berlangsung cepat atau bahkan mendadak, perubahan tersebut dapat memicu terjadinya konflik sosial. Misalnya, pada masyarakat pedesaan yang mengalami proses industrialisasi yang mendadak akan memunculkan konflik sosial sebab nilai-nilai lama pada masyarakat tradisional yang biasanya bercorak pertanian secara cepat berubah menjadi nilai-nilai masyarakat industri. Nilai-nilai yang berubah itu seperti nilai kegotongroyongan berganti menjadi nilai kontrak kerja dengan upah yang disesuaikan menurut jenis pekerjaannya. Hubungan kekerabatan bergeser menjadi hubungan struktural yang disusun dalam organisasi formal perusahaan. Nilai-nilai kebersamaan berubah menjadi individualis dan nilai-nilai tentang pemanfaatan waktu yang cenderung tidak ketat berubah menjadi pembagian waktu yang tegas seperti jadwal kerja dan istirahat dalam dunia industri. Perubahan-perubahan ini, jika terjadi seara cepat atau mendadak, akan membuat kegoncangan proses-proses sosial di masyarakat, bahkan akan terjadi upaya penolakan terhadap semua bentuk perubahan karena dianggap mengacaukan tatanan kehiodupan masyarakat yang telah ada.

Jenis-jenis konflik

Menurut Dahrendorf, konflik dibedakan menjadi 4 macam :
  • konflik antara atau dalam peran sosial (intrapribadi), misalnya antara peranan-peranan dalam keluarga atau profesi (konflik peran (role))
  • konflik antara kelompok-kelompok sosial (antar keluarga, antar gank).
  • konflik kelompok terorganisir dan tidak terorganisir (polisi melawan massa).
  • konflik antar satuan nasional (kampanye, perang saudara)
  • konflik antar atau tidak antar agama
  • konflik antar politik.

Akibat konflik

Hasil dari sebuah konflik adalah sebagai berikut :
  • meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok (ingroup) yang mengalami konflik dengan kelompok lain.
  • keretakan hubungan antar kelompok yang bertikai.
  • perubahan kepribadian pada individu, misalnya timbulnya rasa dendam, benci, saling curiga dll.
  • kerusakan harta benda dan hilangnya jiwa manusia.
  • dominasi bahkan penaklukan salah satu pihak yang terlibat dalam konflik.
Para pakar teori telah mengklaim bahwa pihak-pihak yang berkonflik dapat memghasilkan respon terhadap konflik menurut sebuah skema dua-dimensi; pengertian terhadap hasil tujuan kita dan pengertian terhadap hasil tujuan pihak lainnya. Skema ini akan menghasilkan hipotesa sebagai berikut:
  • Pengertian yang tinggi untuk hasil kedua belah pihak akan menghasilkan percobaan untuk mencari jalan keluar yang terbaik.
  • Pengertian yang tinggi untuk hasil kita sendiri hanya akan menghasilkan percobaan untuk "memenangkan" konflik.
  • Pengertian yang tinggi untuk hasil pihak lain hanya akan menghasilkan percobaan yang memberikan "kemenangan" konflik bagi pihak tersebut.
  • Tiada pengertian untuk kedua belah pihak akan menghasilkan percobaan untuk menghindari konflik.

Contoh konflik


TORI KONFLIK