TUGAS KOMPETENSI 1 MATA KULIAH
PENDIDIKAN EKONOMI DAN
KEWIRAUSAHAAN
(Kompetensi 1)
Oleh
ERINE NURMAULIDYA
NPM: 1123031014
NPM: 1123031014
Dosen : Dr. R. Gunawan S, S.E, M.M
MK : Pendidikan Ekonomi dan
kewirausahaan ; MPS 524
Megister Pendidikan IPS
FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPNG
2012
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kepada Allah SWT, hanya kepadanya
kita memohon ampunan dan perlindungan dan tak lupa syukur atas segala nikmat
yang di berikan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Pendidikan Ekonomi dan
kewirausahaan ; MPS 524 (Kompetensi 1).
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi dan
kewirausahaan, Penelitian Program
Pascasarjana ( S2 ) semester ke-2 angkatan 2011. Penulis berharap tugas ini
dapat bermanfaat dan menambah wawasan tentang ilmu Pendidikan Ekonomi bagi
penulis juga pembaca. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan maka dari itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca sehingga bisa
diperbaiki dikemudian hari.
Bandar Lampung, 02 April 2012
Erine Nurmaulidya
KOMPETENSI 1 UNTUK MATA KULIAH PENDIDIKAN EKONOMI DAN
KEWIRAUSAHAAN
Sesuai dengan kontrak
perkuliahan yang disepakati bersama (dosen pengampu dan mahasiswa peserta
kuliah), maka telah saatnya untuk melaksanakan tugas kompetensi 1. Pada
kompetensi 1 kepada para mahasiswa peserta kuliah diminta untuk membahas satu topik (judul) karya
ilmiah yang telah dipilihkan/tetapkan oleh dosen pengampu. Beberapa topik
(judul) karya ilmiah tersebut sebanyak 22 judul yang dapat ditunjukkan pada
blog Tugas’ dan terpilih no. 20 setelah melalui proses pengundian di Kelas A
& B kemudian hasil yang di dapati saya Erine Nurmaulidya = 20. Tutorial Teaching in Economics.
Tugas Kompetensi 1 yang
harus dikerjakan oleh mahasiswa dapat dijelaskan sbb.
1.
Setiap mahasiswa membahas satu judul karya
ilmiah tersebut di atas secara individu.
2.
Apabila jumlah mahasiswa ada 26 orang maka
hanya ada 4 judul yang yang sama, akan tetapi tetap dikerjakan secara individu,
bukan kelompok.
3.
Batas waktu pengumpulan tugas yaitu hari
Jumat, tanggal 6 April 2012 pukul 24.00. Pengumpulan tugas yang melewati
batas waktu tersebut dianggap tidak mengumpulkan.
4.
Tugas diserahkan/dikumpulkan dalam bentuk
shoftcopy dan tidak perlu menyerahkan dalam bentuk hardcopy.
5.
Pengiriman tugas ditujukan ke alamat e-mail
berikut ini;rgunawan_sudarmanto@yahoo.com atau dapat secara
langsung menggunakan blog ini untuk menjamin kepastian terkirimnya tugas
tersebut. Pengiriman di luar alamat tersebut tidak akan terdeteksi
sehingga dianggap tidak mengirimkan.
6.
Penyelesaian kompetensi yang menggunakan
alamat blog dengan cara sebagaimana tugas ini diberikan lebih terjamin
keamanannya dan dapat dialog langsung dengan dosen sehingga secara langsung
akan direspon tentang sampai tidaknya pengiriman tersebut.
7.
Pengiriman tugas tidak dapat dititipkan atau
menggunakan alamat email orang lain atau temannya. Pengiriman harus
menggunakan alamat email yang bersangkutan
8.
Pembagian judul/topik karya ilmiah tersebut
dapat diatur oleh kelas masing-masing (kelas A dan B) dapat diundi atau dapat
juga diurutkan sesuai dengan daftar hadir.
TUTORIAL PEMBELAJARAN DALAM BIDANG EKONOMI
(Tutorial Teaching in Economics)
A.
Latar Belakang
Metode tutorial
adalah suatu proses pengelolaan pembelajaran yang dilakukan melalui proses
bimbingan yang diberikan/dilakukan oleh guru kepada siswa baik secara
perorangan atau kelompok kecil siswa. Disamping metoda yang lain, dalam
pembelajaran Pendidikan Teknologi Dasar, metoda ini banyak sekali digunakan,
khususnya pada saat siswa sudah terlibat dalam kerja kelompok atau kerja team.
Peran guru sebagi fasilitator, moderator, motivator dan pembimbing sangat
dibutuhkan oleh siswa untuk mendampingi mereka membahas dan menyelesaikan
tugas-tugasnya Penyelenggaraan metoda tutorial dapat dilakukan seperti contoh
berikut ini:
1.
Misalkan
sebuah kelas dalam Materi Kewirausahaan, jam pelajaran pertama digunakan dalam
bentuk kegiatan klasikal untuk menjelaskan secara umum tentang teori dan
prinsip.
2.
Kemudian
para siswa dibagi menjadi empat kelompok untuk membahas pokok bahasan yang
berbeda, selanjutnya dilakukan rotasi antar kelompok.
3.
Sementara
para siswa mempelajari maupun mengerjakan tugas-tugas, guru berkeliling
diantara para siswa, mendengar, menjelaskan teori, dan membimbing mereka untuk
memecahkan problemanya.
4.
Dengan
bantuan guru, para siswa memperoleh kebiasaan tentang bagaimana mencari
informasi yang diperlukan, belajar sendiri dan berfikir sendiri.
Bagaimana mereka berhubungan dengan
bentuk-bentuk belajar mengajar ekonomi? Apakah berguna - atau lebih tepatnya
apakah manfaat nya menggunakan metode tutorial? bertanya-tanya apa semua
tentang tutorial dan perdebatan lebih luas tentang materi yang di bahas. Untuk
mengantisipasinya, pandangan penulis adalah bahwa pada tutorial terbaik mereka
adalah bentuk kontemporer sepenuhnya belajar mengajar yang menawarkan manfaat
tetapi mendapatkan hasil maksimal, yang dibutuhkan oleh siswa, tutor dan sistem
pengajaran secara keseluruhan. Untuk mengatur konteks mungkin akan membantu
untuk membuat sketsa apa proses belajar dan berpikir tentang ekonomi secara
keseluruhan terlihat seperti. Titik awal untuk bekerja pada topik pembicaraan
merupakan penelitian yang sangat disederhanakan teoritis 'model' (representasi)
dari ekonomi atau bagian darinya, yang secara luas apa yang dicakup dalam
materi. Setelah ini, dalam pekerjaan diarahkan tahap akhir, adalah:
1. studi lebih kompleks (dan realistis) model
teori;
2. aplikasi empiris dari model-model, dalam arti
kedua menggunakan model untuk menginterpretasikan data dunia nyata dan, secara
terbalik , melihat apa data dapat memberitahu siswa tentang validitas mungkin
dari model;
3. kajian isu kebijakan; dan
4. semua hal di atas di bidang spesialis yang
berbeda ditutupi oleh kertas pilihan. Idealnya pada akhir proses pengujung
memiliki pemahaman yang baik dari teori ekonomi umum, rasa bagaimana
menggunakannya untuk menilai dan menjelaskan bukti empiris, dan pengetahuan
tentang beberapa daerah spesialis; ditambah kemampuan untuk 'berpikir seperti
ekonom' dan merasakan mana perbatasan penelitian dalam setidaknya beberapa
bagian subjek.
Itulah garis besar proses intelektual, yang dapat
diringkas sebagai "memilah dasar-dasar dan kemudian bergerak di luar
mereka", tapi ada juga dimensi penting dari bagaimana menarik dan
menyenangkan dalam metode tutorial ini. Singkatnya 'dasar' bisa sangat menarik
dalam diri mereka sendiri tetapi tujuan utamanya dan kegembiraan yang ada di
luar. Oleh karena itu bagian dari tantangannya adalah menyelesaikan dasar-dasar
secepat mungkin, Bagaimana siswa dimaksudkan untuk mempelajari semua pengajaran
sebagian besar bahan inti yang diperlukan tercakup dalam ini? belajar dengan
bimbingan (dan kelas kelompok kecil) berjalan secara paralel. Kesempatan
belajar jelas menyertakan tetapi juga yang terpenting, membaca pelajar sendiri
dan refleksi, baik dalam jangka waktu dan sejauh mungkin dalam liburan juga
ketika tidak adanya tenggat waktu segera membuat lebih mudah untuk berpikir
tentang gambaran yang lebih luas. Kerja, baik untuk uang atau pengalaman, dan
perjalanan dan lain hal adalah nyata (dan wajar) kendala membaca liburan tapi
bahagia adalah guru yang menerima email selama liburan berkata, "Saya
sedang membaca x dan bingung dengan y, bisa Anda mengarahkan saya ke arah yang
benar ". Jadi apa yang terjadi pada tutorial? Mulai dari perspektif
intelektual semata-mata, mencoba untuk menjawab dengan menghadirkan pada
gilirannya ringkasan tutorial 'buruk' dan 'baik'????
II. Tinjauan Pustaka
1.
Pembelajaran
A.
Pengertian Belajar
Belajar adalah usaha untuk memperoleh
pengetahuan, belajar juga dapat diartikan berlatih dan belajar juga adalah
mengubah suatu kebiasaan buruk menjadi baik (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2000
: 10). Selain itu belajar adalah proses mengubah tingkah laku seseorang yang relative
menetap, yang disebabkan oleh pengalaman atau latihan yang berulang-ulang dalam
situasi itu, dimana perubahan tingkah laku iti tidak dapat dijelaskan
berdasarkan atas kecenderungan tanggapan bawaan, kematangan atau
keadaan-keadaan sesaat seseorang “(misalnya: kelelahan, pengaruh obat-obatan,
dan sebagainya)”. (Hilgard dalam Gunadi, 2004 : 15). Sedangkan menurut Dimyati
Mudjiono, “Belajar adalah kegiatan individu memperoleh pengetahuan, perilaku
dan keterampilan dengan cara mengolah bahan ajar. Dalam belajar tersebut
individu menggunakan ranah-ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Akibat
belajar tersebut, maka kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik makin
bertambah”(1999:295)
Belajar adalah mengikuti
penyelenggaraan pembelajran, lalu memperoleh pengetahuan dari apa yang telah
dipelajari. Belajar adalah menerima pengajaran. Belajar, mengingat pengalaman.
(Nihongo Dai Jiten, 1863). Secara umum belajar dapat dipahami sebagai proses
perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil
pengalaman dan interaksi dengan lingkungan, perubahan tingkah laku karena
proses kematangan atau keadaan sementara (mabuk, gila, lelah) tidak termasuk
proses belajar mengajar. Jadi, belajar dapat didefinisikan sebagai perubahan
tingkah laku yang diakibatkan oleh pengalaman untuk memperoleh pengetahuan,
perilaku dan keterampilan yang akan menimbulkan perkembangan intelektual, dalam
ranah-ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.
B. Pengertian Mengajar
Mengajar adalah memberi pelajaran (Kamus
Besar Bahasa Indonesia, 2000 : 10). Mengajar pada dasarnya adalah suatu proses
yaitu proses mengatur, mengkoordinasikan lingkungan yang berada di sekitar anak
didik sehingga dapat mendorong anak didik untuk belajar. Pada hakikatnya proses
mengajar ialah proses membimbing siswa untuk melakukan proses belajar. (Burton
dalam Gunadi, 2004 : 17). Dapat disimpulkan bahwa mengajar merupakan suatu
proses membimbing, mengarahkan dan memberikan pelajaran kepada anak didik.
C. Pengertian Belajar Mengajar
Belajar mengajar adalah interaksi
siswa dengan lingkungan belajar yang dirancang sedemikian rupa untuk mencapai
tujuan pengajaran, yakni kemampuan yang diharapkan dimiliki siswa setelah
menyelesaikan pengalaman belajarnya. (Sudjana, 1989:6). Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, pembelajaran dapat diartikan sebagai “Suatu proses, perbuatan, cara
menjadikan orang/makhluk hidup belajar”. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2000:
10). Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa belajar mengajar adalah interaksi
antara pembelajar dengan pengajar dalam situasi tertentu untuk mencapai tujuan
pengajaran. Belajar mengajar pun merupakan suatu aktivitas dan usaha yang
disengaja untuk memodifikasikan berbagai kondisi yang menggunakan pengetahuan
profesional yang dimiliki guru untuk mencapai tujuan kurikulum. Jadi dapat
diambil kesimpulan bahwa belajar mengajar adalah interaksi antara pembelajar
dengan pengajar dalam situasi tertentu untuk mencapai suatu tujuan pengajaran.
D. Pengertian Pembelajaran
Perbedaan pengajaran dan pembelajaran
adalah, pengajaran orientasinya pada guru (how to teach), sedangkan
pembelajaran orientasinya pada siswa (how to learn). Jadi dalam pembelajaran
siswa yang lebih banyak aktif. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pembelajaran
diartikan sebagai “ suatu proses, perbuatan, cara menjadikan orang atau makhluk
hidup belajar” (KBBI, 1999:15). Pembelajaran dapat didefinisikan pula sebagai
suatu proses organisma berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman.
(Ratnawilis dalam Muliyah 2009: 18). Perubahan yang dimaksud mencakup
pengetahuan, kecakapan, tingkah laku. Perubahan itu diperoleh melalui latihan,
bukan perubahan dengan sendirinya karena pertumbuhan kematangan atau karena
keadaan sementara. (Rahmat Ari, 2005: 7) Dalam proses belajar mengajar terdapat
interaksi guru dengan siswa dan antara sesama siswa untuk mencapai suatu tujuan
yaitu terjadinya perubahan sikap dan tingkah laku siswa. Jadi dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran adalah suatu aktivitas dan usaha yang disengaja yang
dialakukan untuk mencapai suatu tujuan seperti pengetahuan, kemampuan,
kepekaan, atau peningkatan beberapa hal menggunakan akal secara professional.
E. Metode Pembelajaran
Metode menurut Pasaribu dan
Simanjuntak, (1993: 13-14) adalah cara sistematik yang digunakan untuk mencapai
tujuan yang akan dicapai. Dengan kata lain metode pembelajaran adalah cara yang
digunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya
pembelajaran. Adapun menurut Surakhmad (1982 :96) “Metode pembelajaran yang
baik ialah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar siswa”. Untuk itu
seperti yang disebutkan Ibrahim.dkk(2002: 48) Metode pembelajaran merupakan
salah satu komponen penting dalam kegiatan belajar mengajar yang perlu dikuasai
oleh pengajar. Bila pengajar tidak menguasai metode pembelajaran yang sesuai
dengan kebutuhan kegiatan belajar mengajar, maka dalam upaya untuk mencapai
tujuan pembelajarannya akan berbuat hal yang tidak wajar.
Banyak pendapat yang mengemukakan
tentang pengertian metode dalam kaitannya dengan pembelajaran. Ada yanng
mengatakan metode berarti cara untuk mencapai tujuan. Ada juga yang menyatakan
bahwa metode pembelajaran mengandung makna yang luas dan diartikan sebagai
suatu cara yang menyeluruh dalam mencapai tujuan pembelajaran. Pendapat lain
menyatakan metode pembelajaran adalah caara penentuan bahan ajar yang akan
disampaikan kepada pembelajar. Sementara itu ada pula yang mengartikan bahwa
metode pembelajaran adalah cara-cara penyajian bahan pengajaran dalam suatu
kegiatan belajar mengajar agar tujuan pembelajaran dapat dicapai.
Metode pembelajaran bersifat
prosedural dan menggambarkan adanya suatu prosedur bagaimana caranya mencapai
tujuan-tujuan pembelajaran. Para ahli pendidikan berpendapat, tidak ada metode
pengajaran yang dianggap paling tepat diantara metode-metode pembelajaran yang
ada. Setiap metode pembelajaran pada dasarnya memiliki karakteristik tertentu
dengan segala kelebihan dan kelemahan. Secara procedural semua pembelajaran
dapat dikatakan baik Perbedaannya adalah faktor pendekatan dan prinsip-prinsip
yang dianutnya. Kedua faktor tersebut, terutama faktor pendekatan sangat
menetukan corak sebuah pengajaran. Pendekatan pengajaran akan mempengaruhi
setiap langkah kegiatan metode pembelajaran, yaitu:
(1) pemilihan bahan pembelajaran,
(2) penyusunan bahan pembelajaran,
(3) cara-cara penyajian bahan
pembelajaran,
(4) pemantapan, dan
(5) penilaian atau evaluasi.
Karena itu sering nama metode
pembelajaran bahasa menggunakan nama pendekatan yang digunakannya. Berdasarkan
teori di atas dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran yaitu cara yang
digunakan pembelajar untuk memahami informasi dengan cara yang menyenangkan
yang nantinya diharapkan akan meningkatkan kemampuan, sebagai hasil yang
diperkuat oleh praktek.
II. PEMBAHASAN
A. Pengertian Tutorial
Tutorial (tutoring) adalah bantuan
atau bimbingan yang bersifat akademik oleh tutor kepada mahasiswa (tutee) untuk
membantu kelancaran proses belajar mandiri siswa ataupun mahasiswa secara
perorangan atau kelompok berkaitan dengan materi ajar. Tutorial dilaksanakan
secara tatap muka berdasarkan konsep belajar mandiri. Konsep belajar mandiri
dalam tutorial mengandung pengertian bahwa tutorial merupakan bantuan belajar
dalam upaya memicu dan memacu kemandirian, disiplin, dan inisiatif diri mahasiswa
dalam belajar dengan minimalisasi intervensi dari pihak pembelajar / tutor.
Prinsip pokok tutorial itu sendiri adalah “kemandirian siswa” (student’s
independency).
Tutorial tidak ada, jika kemandirian
tidak ada. Jika siswa tidak belajar di rumah, dan datang ke tutorial dengan
“kepala kosong”, maka yang terjadi adalah pembelajaran biasa, bukan tutorial.
Peran utama tutor dalam tutorial adalah :
1. pemicu dan pemacu kemandirian belajar
siswa, berpikir dan berdiskusi; dan
2. “pembimbing, fasilitator, dan
mediator” siswa dalam membangun pengetahuan, nilai, sikap dan keterampilan
akademik dan profesional secara mandiri, dan atau dalam menghadapi atau
memecahkan masalah-masalah dalam belajar; memberikan bimbingan dan panduan agar
siswa secara mandiri memahami materi mata pelajaran; memberikan umpan balik
kepada siswa secara tatap muka atau melalui alat komunikasi; memberikan
dukungan dan membantu siswa mengambangkan keterampilan belajarnya. Agar
tutorial tidak terjebak dalam situasi pembelajaran biasa maka harus terbina
hubungan bersetara, dan mampu memainkan peran.
Agar tutorial berjalan efektif, maka
tutor perlu menyiapkan pertanyaan-pertanyaan yang berfungsi untuk :
1. membangkitkan minat mahasiswa terhadap
materi yag sedang dibahas,
2. menguji pemahaman siswa terhadap
materi pelajaran,
3. memancing siswa agar berpartisipasi
aktif dalam kegiatan tutorial,
4. mendiagnosis kelemahan-kelemahan
siswa, dan
5. menuntun mahasiswa untuk dapat menjawab
masalah yang sedang dihadapi (Hyman, dalam Suroso, 1992).
Untuk mendukung pelaksanaan peran dan
fungsi-fungsi tersebut, tutor perlu menguasai secara terampil sejumlah
keterampilan dasar tutorial, yaitu :
1. membuka dan menutup tutorial;
2. bertanya lanjut;
3. memberi penguatan;
4. mengadakan variasi;
5. menjelaskan;
6. memimpin diskusi kelompok kecil;
7. mengelola kelas; dan
8. kelompok kecil dan perorangan.
B. Prinsip-prinsip Tutorial
Beberapa prinsip dasar tutorial yang
sebaiknya dipahami oleh tutor agar penyelenggaraan tutorial yang efektif, dan
tidak terjebak pada situasi pembelajaran biasa, adalah interaksi tutoe-tutee
sebaiknya berlangsung pada tingkat metakognetif, yaitu tingkatan berpikir yang
menekankan pada pembentukan keterampilan “learning how to learn” atau “think
how to think”. Lalu tutor harus membimbing tutee dengan teliti dalam
keseluruhan langkah proses belajar yang dijalani oleh tutee. Tutor harus mampu
mendorong tutee sampai pada taraf pengertian yang mendalam sehingga mampu
menghasilkan pengetahuan. Dalam memberikan tutorial, tutor seharusnya
menghindarkan diri dari pemberian informasi semata (transfer of
knowledge/information), dan menantang tutee untuk menggali informasi/
pengetahuan sendiri dari berbagai sumber belajar dan pengalaman lapangan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa tutor sebaiknya menghindarkan diri dari upaya
memberikan pendapat terhadap kebenaran dan kualitas komentar atau menyumbang
pikiran (brainstorming) tutee.
Dalam hal ini tutor harus mampu
menumbuhkan diskusi, komentar dan kritik antartutee, sehingga dapat
meningkatkan kemampuan intelektual, psikomotorik, sikap demokrasi, dan
interaksi antar tutee. Sehingga segala keputusan dalam tutorial sebaiknya
diambil melalui proses dinamika kelompok di mana setiap tutee dalam kelompok
memberikan sumbang pikirannya. Seorang tutor perlu menyadari kemungkinan
munculnya potensi masalah interpersonal dalam kelompok, dengan segera melakukan
intervensi skala kecil untuk memelihara efektivitas proses kerja dan dinamika
kelompok. Di sini tutor pun perlu senantiasa bekerjasama dengan tutee, dan
selalu bertanggung jawab atas proses belajar dalam kelompok. Akan tetapi,
sewaktu-waktu tutor juga harus lepas tangan bila proses belajar tutee telah
berjalan dengan baik.
C. Model-model Tutorial
Model tutorial adalah suatu analog konseptual
tentang tutorial yang digunakan untuk menyarankan bagaimana sebuah proses
tutorial selayaknya dilakukan. Model tutorial juga dapat diartiakan sebagai
sebuah struktual konseptual tentang tutorial yang dapat membantu memberikan
bimbingan atau arahan kepada tutor di dalam mengelola dan mengembangkan
aktivitas tutorial, agar dapatr mencapai tujuan yang diharapkan secara efektif.
D. Langkah-langkah Tutorial
Untuk menghidupkan suasana yang
kompetitif, setiap kelompok harus terus dipacu untuk menjadi kelompok yang
terbaik. Oleh karena itu, selain aktivitas anggota kelompok, peran ketua
kelompok atau tutor sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan kelompok
dalam materi ajar yang disajikan. Langkah-langkah dalam menjalani metode
tutorial adalah misalnya, jika di suatu kelas terdapat 40 siswa, berarti ada 8
kelompok. Sebelum diskusi kelompok terbentuk, siswa perlu mengajukan calon
tutor. Seorang tutor hendaknya memiliki kriteria :
(1) memiliki kemampuan akademis di
atas rata-rata siswa;
(2) mampu menjalin kerjasama dengan
sesama siswa;
(3) memiliki kmotivasi tinggi untuk
meraih prestasi akademis yang baik;
(4) memiliki sikap toleransi dan
tenggang rasa dengan sesama;
(5) memiliki motivasi tinggi untuk
menjadikan kelompok diskusinya sebagai yang terbaik;
(6) bersikap rendah hati, pemberani,
dan bertanggung jawab; dan
(7) suka membantu sesamanya yang
mengalami kesulitan.
E. Metode Tutorial
Metode tutorial pada dasarnya sama
dengan program bimbingan, yang bertujuan memberikan bantuan kepada pembelajar
agar dapat mencapai prestasi belajar secara optimal. Kegiatan tutorial sangat
diperlukan pembelajar karena pembelajar mendapat bimbingan untuk melaksanakan
kegiatan belajar secara lebih mandiri yang bersumber dari modul-modul.
“Tutorial adalah suatu kelompok belajar dalam kelas diawasi oleh seorang
instruktur yang aktif dalam membantu pesertanya mempelajari topik yang
diberikan baik untuk seorang peserta atau lebih (Pasaribu, 1983:31).
Untuk lebih memperjelas definisi
tutorial yang telah disebutkan diatas, pada sumber lain sebagaimana diuraikan
Ahmadi (1997:127), mengenai tutorial adalah : “tutorial adalah bimbingan
pembelajaran dalam bentuk pemberian bimbingan, bantuan, petunjuk arahan dan
motivasi agar para siswa belajar secara efisien dan efektif. Pemberian bantuan
berarti membantu siswa dalam mempelajari materi modul. Petunjuk berarti
memberikan penjelasan tentang cara belajar secara efektif dan efisien. Arahan
berarti mengarahkan para siswa dalam mempelajari masing-masing modul. Motivasi
berarti menggerakan kegiatan para siswa
dalam mempelajari modul-modul, mengerjakan tugas-tugas dan mengikuti penilaian.
Bimbingan berarti membantu para siswa memecahkan masalah-masalah belajar”.
F. Prosedur metode tutorial
Agar tujuan pembelajaran dengan
menggunakan metode tutorial yang telah dirumuskan dapat tercapai dengan tepat,
efektif dan efisien, tutor pembimbing dituntut untuk memilih dan menetapkan
prosedur metode dan teknik belajar mengajar yang paling tepat. Urutan kegiatan
dalam proses tutorial seperti yang diuraikan Ahmadi (1997:170)
a)
Menentukan,
merumuskan, mengkaji permasalahan yang dihadapi siswa.
b)
Mencari
informasi dari berbagai sumber yang menyebabkan kesulitan dan masalah bagi
siswa.
c)
Melaksanakan
berbagai pendekatan yang ke arah pemecahan masalah yang dihadapi siswa.
d)
Memberikan
bantuan dan nasihat kepada peserta dan atau mengajarkan kembali materi modul
yang dianggap perlu atau dibutuhkan siswa.
e)
Menempatkan
kembali peserta yang telah mendapatkan penyuluhan bimbingan khusus ke dalam
kelas siswa.
f)
Melakukan
pembinaan terus-menerus dan memantau perkembangan siswa selanjutnya.
1. Apa yang terjadi dalam tutorial buruk?
Ciri apa yang bisa salah adalah bahwa
bagian-bagian lain dari proses belajar dan mengajar tidak berfungsi dengan
benar. Siswa belum pernah mempelajari (baik karena mereka malas dan berharap
bahwa mereka dapat bertahan dengan hanya bimbingan dan mereka juga tidak pernah
melakukan banyak membaca atau berpikir tentang topik tersebut: mereka hanya
mengisi esay bersama sebelum mendapatkan bimbingan. Apa yang terjadi? Para
tutor agak jengkel akhirnya mengambil siswa melalui Materi dasar untuk mencapai
semacam pemahaman minimal dengan tidak ada waktu untuk material yang lebih
menarik yang menggali lebih dalam. Tutor berbicara terlalu banyak, karena
peserta didik memiliki pertanyaan selain dari pertanyaan klarifikasi, jadi
tidak jauh disampaikan dengan cara yang paling ekonomis yang dapat di pikirkan.
Terus setiap pembelajaran siswa kurang menyukai untuk
2. Tutorial yang baik seperti apa?
Di ujung lain dari spektrum siswa akan telah
kuliah minimal kualitas yang wajar, membaca secara menyeluruh, dan idealnya
menghabiskan beberapa jam memahami selama sebelum merencanakan dan menulis
esai. Pada awal bimbingan para siswa akan
memahami banyak (tapi sangat jarang sekali) dari bahan dasar yang
diperlukan, dan akan memiliki setidaknya mulai berpikir tentang dimensi yang
lebih luas dari topik. Tutorial sekarang memiliki dua fungsi, pertama, sebuah
'topping-up' latihan pada dasar-dasar,
baik oleh pertanyaan siswa ("It was OK keseluruhan tapi ini sedikit
sulit") atau tanggapan guru dalam menjawab, apakah membaca sebelumnya atau
membaca. Bagian ini sangat penting - tanpa dasar-dasar diurutkan ada gunanya
bergerak maju - dan dapat memakan waktu bahkan dengan yang dipersiapkan dengan
baik siswa, tetapi semua yang baik ada waktu lebih banyak, untuk fungsi kedua.
Sebuah
pernyataan lebih lanjut tentang tutorial 'baik' adalah bahwa hampir semua itu
'tanya jawab' atau berbasis diskusi. Ini berarti bahwa belajar menjadi 'aktif',
dalam arti bahwa siswa jauh lebih terlibat daripada jika hanya catatan
pengambil-pasif, dan ada nilai nyata untuk kecilnya kelompok. Tutorial semacam
ini juga persiapan yang sangat baik untuk kelas yang membutuhkan partisipasi
aktif dari setidaknya sebagian besar dari mereka yang hadir untuk menjadi
efektif. Jadi tutorial berguna? Singkatnya 'buruk' versi dijelaskan di atas
adalah (seperti tutorial) di dekat tidak berguna, kecuali sejauh itu berarti
bahwa siswa tidak termotivasi lebih mungkin untuk lulus daripada gagal, namun
'baik' versi memiliki beberapa fitur yang mengesankan dan bisa dibilang unik .
Ini adalah kesempatan untuk bagian sulit dari bahan inti harus diselesaikan
dengan cara yang sangat terfokus, tanpa membuang waktu pada hal-hal bahwa siswa
sudah memahami, dan kesempatan untuk diskusi cukup intens dan pertanyaan (oleh
kedua belah pihak) yang merupakan rute kunci menuju pemahaman yang mendalam
serta cita-cita "Terima kasih, Anda mengajarkan saya bagaimana untuk berpikir".
Pemahaman
ekonomi sangat banyak proses kumulatif baik di berbagai aspek subjek dan dari
waktu ke waktu sebagai bahan menjadi lebih kompleks. Oleh karena itu ada yang
cukup besar knock-pada manfaat dari mendapatkan inti, materi awal juga beres,
atau dengan kata lain ada biaya sangat besar untuk seseorang kehilangan
sentuhan dengan subjek dan tetap seperti itu akan lebih mungkin dalam sistem
pengajaran yang kurang personal. Kedua, sementara tutorial terbaik
kadang-kadang mendekati ideal sebuah 'dialog sama dengan', adalah bermasalah
jika tutor tidak baik sampai dengan kecepatan pada seluk-beluk topik. Seseorang
dengan pikiran seorang ekonom terlatih yang biasanya akan sangat baik di
diskusi 'gambaran besar', dan tentu saja pandai mengajukan pertanyaan-pertanyaan
canggung yang akan memancing berpikir, tetapi, kecuali guru dapat fokus erat
pada rincian teknis atau pertanyaan yang muncul, seperti diskusi akan sering
menjadi ceroboh. Dalam pandangan saya titik-titik ini menyiratkan bahwa
tutorial mungkin sangat bermanfaat di bidang ekonomi tetapi mereka membutuhkan
beberapa spesialisasi di samping tutor; sukses membutuhkan banyak lebih dari
sekedar dua atau tiga orang di sebuah ruangan dengan sebuah topik untuk
dibicarakan. Di atas telah menjawab dimensi intelektual untuk tutorial ekonomi
tetapi setidaknya ada tiga orang lain: insentif kerja; belajar lebih luas
didefinisikan bukan hanya belajar ekonomi, dan kepercayaan diri dan masalah
pola pikir. Yang negatif adalah bahwa tutorial wajib dan kecilnya kelompok. Titik
positif adalah bahwa untuk siswa mengajukan pertanyaan secara lebih luas dan
mengembangkan pandangan mereka sendiri dengan pasangan (tapi mudah-mudahan
mendorong) baik informasi penting dan berdebat, yang semuanya harus insentif
yang kuat untuk berpikir tentang materi sebelumnya.
Bagaimana dengan belajar secara umum?
'Buruk'
tutorial memiliki nilai yang kecil untuk 'belajar cara belajar ", apalagi
belajar bagaimana berpikir' atau memperoleh keterampilan lainnya - lebih
merupakan masalah 'belajar bagaimana lolos begitu saja' - namun 'baik' adalah
tutorial serius berbeda. Bagi siswa bijaksana dan termotivasi sistem tutorial
dapat menjadi kendaraan yang sangat baik untuk mengambil pembelajaran dan
keterampilan profesional umum; konsentrasi selama belajar pasif sebelumnya
(tetap terjaga dalam kelas Terakhir, dan mungkin yang paling penting, tutorial
akan berdampak kuat pada siswa rasa percaya diri dan pendekatan umum untuk
pekerjaan mereka. Pembelajaran yang efektif membutuhkan tidak hanya motivasi
("Saya ingin melakukan ini"), tetapi juga rasa percaya diri
("Aku bisa melakukan ini"): meskipun tanpa lebih percaya diri
("Saya dapat melakukannya dengan mudah sehingga tidak perlu berpikir
banyak" ). Di Oxford kami merasa terhormat untuk mengajar orang yang
sangat berbakat banyak tapi itu adalah umum bagi siswa untuk merasa bahwa
mereka kurang mampu dari mereka (sering mayoritas kelompok-tahun awalnya merasa
bahwa mereka hampir tergores dalam di penerimaan dan bahwa semua orang akan
jauh lebih terang dari mereka ...), meskipun sebaliknya dapat terjadi juga.
Jelas seorang guru tidak simpatik dapat membuat ini jauh lebih buruk tetapi,
semua yang baik, tutorial harus menawarkan peluang bagus untuk umpan balik yang
positif (sementara selalu bersikap jujur), dan frekuensi umpan balik harus
membantu proses dimana siswa menetap di mental dan merasa bahwa, dikenakan
upaya yang diperlukan, mereka dapat menjadi sukses. Jika banyak suara di atas
seperti hard-menjual pada pengajaran tutorial mungkin saya hanya kembali
menyatakan bahwa tidak ada manfaat dari tutorial otomatis. Banyak yang bisa
salah, dan, jika tidak, ada sedikit yang dapat menawarkan tutorial di luar apa
yang akan terjadi dalam kuliah ditambah besar sistem kelas. Tapi potensi upside
sangat besar jika tutor dan siswa menarik berat badan mereka. Pada masalah yang lebih luas kegunaan
tutorial dan masa depan mereka, berpendapat bahwa tutorial sukses memiliki
manfaat yang sangat signifikan sepanjang perjalanan yang akan hilang jika
mereka menghilang; bahwa mereka sepenuhnya modern di alam, dan bahwa mereka
bekerja terbaik bersama-sama dengan lain seperti belajar dan kelas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar